Thursday 19 July 2012

Manajemen Keuangan Keluarga Muslim






Keluarga layaknya sebuah negara kecil yang harus dimanaje sebaik mungkin..sehingga negara kecil tersebut dapat berjalan dengan baik bahkan tumbuh berkembang menciptakan generasi yang baik-baik...

Kata-kata tersebut pernah saya dengar dari teman atau juga saya baca dari artikel di sebuah majalah...Mendengarnya saja sepertinya susah ya..tapi itu yang memotivasi saya untuk mencari tau bagaimana sih memanaje keluarga..apalagi ada yang menyebutkan kalau "Ayah adalah pemimpin keluarga, dan Bunda adalah manajer keluarga"

Satu ilmu yang saya dapat dari situs2 dan buku yang pernah saya baca salah satunya adalah Manajemen Keuangan Keluarga...Ini dia ringkasan yang saya peroleh:


Keuangan dalam keluarga terkadang menjadi pemicu masalah dalam sebuah keluarga. Padahal harta adalah salah satu amanah dan ujian dari Allah SWT. Jadi, dalam mencari dan menggunakannya harus dilandasi dengan niat lillahita'ala alias untuk beribadah pada Allah SWT.. Berarti yang harus diyakini pertama kali adalah niatnya

Dengan niat tersebut maka manajemen keuangan keluarga yang baik senantiasa menjaga keseimbangan (tawazun) antara besarnya pendapatan keluarga dengan besarnya pengeluaran. Dalam hal ini Islam mengajarkan kita untuk senantiasa bersifat qona’ah ketika pendapatan keluarga tidak begitu besar dan berusaha untuk mengpotimalkan pos-pos pengeluaran dengan baik, jangan sampai ‘besar pasak daripada tiang’.


POS KEUANGAN KELUARGA

Dalam kajian keuangan oleh Hendry Munief, SE., Ak. beliau mengatakan kalau Prioritas alokasi pengeluaran dari gaji yang diterima ada dalam 4 titik, yaitu:

1. zakatnya.
2. Pengeluaran kepada pihak ketiga sebagai salah satu kebijakan mendahulukan kewajiban daripada hak.
3. Investasi dan tabungan untuk kehidupan masa depan.
4. alokasi kebutuhan kita sekarang.

Beliau menggambarkan Gaji/pendapatan sebagai air yang masuk ke dalam gentong , sedangkan pos pengeluaran keluarga digambarakan dalam sebuah gentong Qana'ah sebagai berikut:




Penjelasan dari gambar tersebut sebagai

1. Air yang masuk harus melewati Filter Halalan Thoyyibah.
2. Setelah air masuk ke dalam gentong, Kran Air harus ditutup dulu. Kenapa harus ditutup dulu? Karena ”Air” masih harus membasahi bagian terpenting. Yaitu Hak Allah, (Zakat Infaq dan Shodaqoh).

3. Baru setelah Hak Allah kita tunaikan, ”Air” kita alirkan ke saluran “Hak pihak Ketiga”. Apakah hak pihak ketiga itu? Ia adalah hutang dan cicilan yang wajib kita tunaikan.

4. Barulah setelah itu, kita tentukan seberapa banyak ”Air” harus kita sisakan sebelum dihabiskan. Kita alirkan ”Air” ke saluran “Hak Pribadi Masa Datang”. Yaitu untuk menabung dan investasi (pendidikan anak, ibadah haji, dll).

5. Setelah melewati saluran-saluran tersebut, barulah ”Air” bisa kita nikmati untuk mencukupi kebutuhan. Dan ingat! Kran harus tetap difungsikan. Artinya, kita harus bisa hidup hemat, menyesuaikan konsumsi kita dengan ”Air” yang tersedia.


RASIOKAN MASING-MASING POS KEUANGAN KELUARGA

Setelah mengetahui pos keuangan keluarga data secara proporsional pos keuangan tersebut. (baca juga: Rasio Ideal keuangan keluarga)

1. Zakat, infaq, sedekah = 3.5% (minimal 2.5%)
2. Utang = idealnya max. 30%
3. Tabungan = idealnya 10%
4. Kebutuhan Sehari-hari = sisanya.

(baca juga: Rasio Ideal keuangan keluarga)

Misalkan:
Pendapatan keluarga adalah Rp 8.000.000 tiap bulannya, maka idealnya laporan keuangan keluarganya adalah sebagai berikut (dengan utang maksimum = 30 % dari pendapatan)


Catatan:
Utang = kewajiban kepada pihak ketiga
Berarti, menurut saya yang tergolong dalam hutang:
- Cicilan kontrakan
- Cicilan KPR
- Cicilan Kartu Kredit
- Cicilan Motor, Mobil
- Hutang ke tetangga
- Hutang ke warung, dll


Sumber:
beberapa dirangkum dari http://www.fokma.org/index.php?option=com_content&view=article&id=18:manajemen-keuangan-keluarga-muslim&catid=5:artikel&Itemid=7

9 comments:

esty said...

You're welcome..thanks for visiting my blog :)

pencari info said...

Kalo biaya sekolah,les dimasukkan kemana yaa ? Dan kalo ada yg sakit butuh biaya ke dokter sedangkan blum ada asuransi, bagaimana?

rona said...

infonya sangat bermnanfaat.. thanx udah share

esty said...

@pencari info: menurut saya biaya sekolah/les termasuk dalam kategori kebutuhan sehari-hari. point kebutuhan sehari-hari baiknya dipecah lagi menjadi beberapa point seperti kebutuhan rumah/dapur, sekolah, transport, air, listrik, baby sister, dll.

untuk kebutuhan ke dokter lebih cocok diambil dari point tabungan. Point tabungan sebaiknya dipecah menjadi beberapa bagian: tabungan jangka panjang, jangka menengah dan tabungan jangka pendek.

- Tabungan jangka panjang bisa digunakan untuk tambahan investasi atau pergi haji ( tidak diambil-ambil sampai jangka waktu 10 thn misalnya)

- tabungan jangka menengah dapat digunakan untuk tambahan biaya masuk sekolah (tidak diambil dalam jangka waktu 3-5thn misalnya)

- tabungan jangka pendek dapat digunakan untuk kebutuhan mendadak seperti biaya ke dokter, rekreasi, undangan, dll.

Mohon koreksi atau tambahan jika ada yg salah atau kurang. terima kasih :)

esty said...

oiya tambahan lagi,,,itulah alasan untuk hidup hemat karena banyaknya kebutuhan dalam hidup.islam menganjurkan untuk hidup hemat dan tidak boros menggunakan uang diluar kebutuhan..sehingga akhirnya harus berhutang dengan jumlah yang sangat besar dan sulit untuk dilunasi.

Ada yang bilang, hidup tanpa hutang..lebih tenaaang..:)

Umi Nadifah said...

thnk infonya, disini saya baru sadar kalau bayaran kontrakan harus dicicil, kalau saya sih selama ini karna biaya kontrakan saya sama dengan besar gaji satu bulanya saya nunggu gaji satu bulan itu.. hehehehe. thnk y infonya

esty said...

iya..klo kontrakannya tahunan harus dicicil perbulan biar ga berat..:)

Unknown said...

cakep bgt infonya jeng esty...

esty said...

hohoho...lah sulis dah mampir toh..makasih jeng sulis ^_^

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...